Jumat, 10 Oktober 2008

Assalaamu'alaikum..Pengumuman untuk Alumni Poltekkes Tasikmalaya

Assalaamu'alaikum..Pengumuman untuk Alumni POltekkes Tasikmalaya pada tanggal 8 oktober 2008 bertempat di Aula Poltekkes tasikmalaya telah diadakan reuni BEM dan MPM/BLM dan pada pertemuan itu telah disepakati adanya kepanitiaan untuk pembentukan Alumni POltekkes Tasikmalaya, untuk informasi lebih lanjut hub :
Ketua OC 081320694141 (dadan yogaswara, skm., mkm),
Sekretaris OC 081323373841 (ns. hendi rohaendi, s.kep. mkep),
dan Humas 081385755228 (Rana Purnama lahardi S.kep)
mari kita sukseskan pembentukan Alumni Poltekkes Tasikmalaya dengan ikut berpartisipasi dan mengisi sehingga harum Cilolohan 35, jl Ks tubun/jl Pemuda , dan jl Gobras tetap semerbak

Sabtu, 13 September 2008

PEMBERITAHUAN BUAT ALUMNI AKPER ANGK VIII

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Diberitahukan kepada seluruh alumni AKPER DEPKES Tasikmalaya angkatan VIII bahwa akan diadakan "Temu Kangen Alumni" yang Insya Allah akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2008 di Rumah Makan Manjabal II Ciamis jam 10.00 WIB. Mohon hubungi sdri. Ani Kustriani di no 081323071630 atau sdri.Anne Dewi di no 081320525913 untuk konfirmasi kehadiran.
Acara bisa bawa keluarga / pasangan. Untuk akomodasi @ Rp. 80.000.- bisa ditransfer mulai sekarang ke nomor rekening BCA 3210250092 a.n. Ani Kustriani. Diwajibkan membawa kado untuk tuker cinderamata @ Rp. 20.000.-
Panitia "Temu Kangen Alumni"

Selasa, 05 Agustus 2008

my opinion about Poltekkes Tasikmalaya





I think it was a great experiences that we ever had in Poltekkes Tasikmalaya, first time when we entered this campus we felt discomfort but when we already knew a lot of friends there, so this cases made so different that we already felt before!!!!!a lot of story that we already made, specially we made in our Dormitory, it was about Love, Friendship, and how to make the relationship between each others. and for me it was great when i knew about my 39 persons, and i knew about their behaviour, their act, their smlie, sadness, and many others. so it was amazing for my self. and the unforgetable moment its when we were a nurses, we all together graduated from this campus. on the other hand we felt sad, because after these we have to far away from our friends but these the reality.

actually until now we all together still in our relationship as a 40th brothers and sisters, we will not forgoten all of moment that we already made for. so this is our life, we have to survive and still stand in our belieave that sometimes we promise we will meet and stay together again in some moment.

SEMANGAT MAHASISWA KESEHATAN ANGKATAN 2005

Pada awal tahun 2004, banyak sekali rentetan kejadian yang mencoreng dunia kesehatan dan menuntun mahasiswa kesehatan untuk bergerak menyikapi masalah masalah yang telah terjadi. Masalah pertama adalah terjadinya pemukulan yang diduga dilakukan oleh Bupati Tasikmalaya terhadap perawat RSUD Tasikmalaya yang bernama saudara Apip. Yang kedua adalah pelarangan Jilbab di Rumah Sakit Medistra Jakarta terhadap perawat perempuan.

Untuk menyikapi masalah yang pertama hal ini BEM Poltekkes Tasikmalaya menyatakan sikap menentang perilaku premanisme Bupati Tasikmalaya pada waktu itu, serta menuntut lewat pernyataan sikapnya agar supaya Bupati sedia meminta maaf atas perilaku premanisme yang telah dilakukan tersebut. Kemudian hal ini juga menjadi perhatian bagi teman teman kami di Senat FIK UI, Unpad, UMJ, UMY, UGM, Unhas, serta teman teman lainnya yang tergabung dengan Ikatan Lembaga Mahasiswa keperawatan Indonesia dan juga STIk Banjar untuk menyatukan suara untuk menentang perilaku premanisme terhadap tenaga kesehatan di tempat kerja, karena sejatinya perilaku premanisme tidak diperkenankan dimanapun.

Sepanjang tahun 2004, BEM Poltekkes Tasikmalaya menggalang dukungan terhadap pernyataan sikap tersebut dengan cara menyatukan elemen Mahasiswa kesehatan di Tasikmalaya dan Priangan Timur. Dan pada awal tahun 2005 bertempat di Sekretariat BEM Poltekkes Tasikmalaya terbentuklah organ taktis Forum Komunikasi Mahasiswa Kesehatan Tasikmalaya (FKMKT), dengan dimotori oleh Presiden BEM Poltekkes Tasikmalaya, Ketua Hima prodi keperawatan Tasikmalaya, Ketua Hima Stikes BTH, Ketua Senat STIK Muhammadiyah. Pada waktu ini kerja sama antara organisasi intern kampus sangatlah kuat, komunikasi antara ketua di tiap lembaga yang berbeda sangat erat. Hal ini kami lakukan karena pada waktu itu ISMAKES vakum dan tanpa pengurus ataupun tanpa kabar yang jelas.

Pada awal tahun 2005, kunjungan pertama teman teman FIK UI ke Poltekkes Tasikmalaya. Teman teman di Jakarta ternyata sudah membentuk Forum Mahasiswa dengan nama SAKTI (Solidaritas Insan Keperawatan Indonesia), dimana tergabung disini teman teman Mahasiswa dari FIK UI, UMJ, Stikes St carollus, Stikes Binawan, serta beberapa Perguruan Tinggi Lainnya. Hal ini merupakan berita gembira dan pelecut semangat untuk kami, mahasiswa kesehatan yang berada di Tasikmalaya. sama hal nya dengan di Bandung, mahasiswa kesehatan se Bandung juga melakukan hal yang sama yaitu membentuk FORMAKEP Bandung-Cimahi (Cikal bakal Formakep Jawa Barat-Banten).

Meskipun tiap kota mempunyai forum berbeda tetapi satu sama lain meruoakan satu kesamaan dalam misi serta pergerakan. Koordinasi pertama diadakan di sekretariatan BEM Poltekkes Tasikmalaya, dalam forum ini tersusun rencana aksi serta pergerakan untuk menyikapi masalah masalah mengenai dunia kesehatan, dan utamanya adalah untuk menyikapi Masalah Pemukulan terhadap perawat RSUD Tasikmalaya. Aksi pertama berjalan lancar dan hal ini bagi kami bukan lah akhir perjuangan tetapi merupakan awal perjuangan kami menuntut keadilan.

Adapun aksi aksi yang dilakukan BEM Poltekkes Tasikmalaya pada waktu itu diantaranya melakukan audiensi terhadap hakim Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, Audiensi dengan Polresta Tasikmalaya, dan juga melakukan aksi dengan melakukan propaganda di media massa sehingga masalah ini terblow up dan menjadi consent publik saat itu. BEM Poltekkes Tasikmalaya juga melakukan koordinasi terhadap BEM Poltekkes se Indonesia untuk menyikapi masalah ini yaitu pada saat FORKOMPI di Bandung pada bulan Agustus 2005.

Sementara kasus Apip masih dalam proses hukum dan ternyata gugatan perdata dimenangkan oleh Bupati, dan mahasiswa beserta PPNI pusat berusaha mengajukan pengadilan pidana. Namun apadinyana sang Bupati tidak bisa di adili sebe,um ada persetujuan dari Presiden RI. Hal inilah yang menyulitkan pemeriksaan bagi Polisi. Untuk itu kami Presiden BEM, ketua HIMA Prodikep TSK, Perwakilan Formakep bandung, perwakilan Senat FIK UI, dan Ketua ILMKI dari FIK UGM, Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia, mendatangi Istana Negara tepatnya ke Kesekretariatan Negara untuk beraudiensi tentang Masalah ini. Tetapi pengadilan pidanapun belum kunjung digelar, oleh karena itu kami Mahasiswa yang tergabung di FKMKT, Formakep, SAKTI, serta elemen mahasiswa kesehatan lainnya melakukan aksi di Jakarta yaitu di Istana negara, Bundaran HI, Depan kampus UI Salemba untuk menuntut agar kasus ini selesai. Meskipun beberap[a kemudian sang Bupati dinyatakan Bebas dari hukuman karena adanya islah denggan Apip meskipun hakim saat itu menyatakan Bupati bersalah.

Setelah kejadian tersebut kami, Mahasiswa tidah patah arang karena kami yakin pengadilan tertinggi adalah ketika kita bertemu dengan Tuhan yang maha Adil. Setelah kasus pemukulan dinyatakan selesai, dunia kesehatan khususnya keperawatan kembali tercoreng yaitu dengan adanya pelarangan Jilbab di tempat kerja bagi tenaga kesehatan yaitu di RS Medistra Jakarta. Hal ini juga menjadikan wacana tersendiri bagi kami, pada waktu itu kami BEM Poltekkes Tasikmalaya datang ke jakarta untuk mendukung aksi dan bergabung bersama FIK UI, UGM, UMJ dalam Aliansi Mahasiswa Keperawatan Indonesia. Aksi ini diadakan di auditorium FK UI Salemba, dengan membuat forum bebas, yaitu dengan pembicara Prof Achir Yani DNsc, Astri Ivo, dan juga Anggota DPR dari PKS, serta praktisi hukum Indonesia.

Begitu banyaknya memori perjuangan mahasiswa pada waktu itu, yang menurut kami tidak akan pernah lekang oleh waktu, sejatinya kebersamaan yang telah kita bina, akan menjadi kenangan manis buat kita bersama. Sampai saat ini tahun 2008, kami masih menjalin komunikasi antara teman kami yang dulu kuliah di FIK UI, UMJ, UGM, UMY, Unpad, dan lainnya. Kami sebagai generasi yang pernah merasakan menjadi aktivis kampus, yang pernah merasakan hujatan dari lawan kami, yang pernah bersusah payah meneriakkan idealisme kami ditengan teriknya mentari. Kami hanya berharap ada secercah cahaya yang akan meneruskan perjuangan kami yang dahulu pernah kami mulai. Kami mengharapkan kepada pengurus BEM, Senat, dan lainnya untuk tetap menjaga keharmonisan berorganisasi dan menjaga keeratan hubungan serta silaturahmi antara kampus kesehatan baik di daerah maupun nasional. Insyaallah dengan segala yang telah kita lakukan akan bermanfaat bagi kehidupan kita kelak, karena kita ditakdirkan di dunia yaitu sebagai khalifah atau pemimpin. Dengan wadah organisasi setidaknya kita tidak hanya berorientasi untuk memimpin orang lain tetapi seharusnya kita harus bisa memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu, karena lawan akan gentar ketika mereka melihat bahwa diri kita kuat. Untuk itu pesan dari angkatan 2005 kepada teman teman kami dimanapun berada, tetap berjuang dan jangan lupa kita tidak sendiri, kita mempunyai teman diluar dan dengan menjalin hubungan serta kerjasama antara kampus maka wawasan keorganisasian akan semakin luas, dan bahkan wawasan serta wacana lainnya juga akan bertambah.

Kataka putih adalah putih, katakan hitam adalah hitam, tiada kata berhenti untuk berjuang demi tegaknya keadilan. Wassalaaam ILUNI angk 06

Senin, 07 April 2008

HEALTH AND NURSING POLICY ISSUES

A. Introduction

In Indonesia there was many complex of health problems from decade to decade. And some of decade there was a progress that health became elevated. It has Already for long time Indonesian people was suffered caused by colonization and no freedom inside, it was 350 years Indonesian lead by Holland, besides the colonization took the foreign cultures that affected Indonesian people with the strong cultures but it was occurred some benefits in a lot of sections, the example the Colonization took the health systems and built the Hospital to cure and caring for just only the foreign people and the rich citizens who got illness, they took the physicians, nurses, and medic to operate the hospital. So more people still unreached to depend they health and more people suffered with their illness. But in fact Indonesian people have more alternative ways to cure the illness, there was lot of methods to throw a way the illness, a lot of people still influenced by they own cultures to throw a way the illness, they made the herbal medicine to cure the illness, but they still poor of health knowledge.

From beginning of independent days, Indonesian people tried to grow up. The Government built the adopted health system from Dutch and Japan. The political , economical status , and many accidents or disasters was effected the health movement in Indonesia. But actually there was a progress in many sections, Indonesian average annual gross domestic product growth rate from 1980 – 1991 was 3-9 % (world bank 1993), as we knew that Indonesia have been growth up since the Orde baru Government, the economy was increased. It was infected the Indonesian health systems to grow up. And government was built the Hospitals in much places and fixed to be a good system in that decade. But During the Asian economic crisis (called krismon ion Indonesia) in early 1998, the value of Rupiah fell by 84% against the US dollar (Barclay, 1998). Although the economy is recovering, the people of Indonesian continue to face economic hardship. After economic crisis Indonesian people still faced the complex problems, and it was happened the terrorist attacks In Bali that affected the economy status became decrease. But in 2001, a restricting of government agencies occurred, and all government departments decentralized to the provinces, with each provincial government responsible for raising of income independently. This also has severe ramifications for all public utilities including health care and nursing.

B. Body

Recently Indonesian was opened him self from modern health system but still there was a problems cant fixed to make perfect the health system. In Indonesia the average life expectancy at birth increased from 41 years in 1960 to 63 years in 1995, while the infant mortality rate fell from 160 deaths per 1000 live birth in 1960 to 55 in 1995, and 41 in 2000 ( world bank group 2001). Because of decentralized in many regions but Indonesian health of Department still lead for the health regulations. And everything about health regulations its related to Indonesian health of Department. In line with WHO objectives for primary health care, Indonesia has an extensive primary health care system. While the primary health care system works well, remote areas are often disadvantaged in comparison with larger centers.

The Decentralization Policy has been implemented in Indonesia, regarding the financial equality between Central and Regional government. With the implementation of the aforementioned Acts, the government system in Indonesia has been changed from Centralized to Decentralized type of government, which provide regional autonomy, there have been three levels of regional autonomy, i.e., Province, District, and City regional autonomy. Although the region was divided as decentralized but in the other hand they have the duty to established the health system in their own regions.

Health and Nursing are related from each others. Health is some productive conditions of biology psychology social and spiritual. Nursing is one kinds of sciences discipline that include how to caring the patient in many conditions. In 1994 there were 50 nurses and midwives per 100.000 people in Indonesia (WHOSIS 2002). Nursing, until recently, was universally considered a low-status profession, but with the introduction of tertiary education for nurses, a major shift in attitudes is occurring. At present, about 1% of nurses are educated at University. And 39% of nurses are educated to Diploma level at both government and private academies of Nursing, 60% of nurses are still educated at Senior High School. This is recognized by health official as a major contributing factor to low levels of health and high mortality, as a nurse who are high school graduates,. As young as 17 years old, care for patients with complex health problems and deliver babies.

In the fact in Indonesia still there is no clear situation for nurses, nursing still hanging out of other health profession like a doctor. Nurses still called as a servicer of doctor, nurse still cant stand with their Independences even in some institution there was ran that nurse is the different profession and independent profession but it self cant diveded from other profession to collaborate in their jobs. Until recently still no central registration for nurses exists, consequently, there is no standardization of levels of competence and ability, and no way of correlating education with practice standards even recently the INNA was sending the competency and RUU to DPR to fix in the nursing system in Indonesia.

In other health profession in 1994, there were 16 doctors per 100.000 people in Indonesia. Medicine is a high-class profession, whose practitioners are highly respected. All doctors are educated at Universities, initially at undergraduate level. They are then required to work for up to 5 years in a government position as general practitioners, and can then choose private or public practice. So in the fact In Indonesia still there was a limited health professions and poor of health systems.

C. Conclusion

Indonesia was the largest island country in the world, and many population there, more than 200 million people live in the country. So more health problems occurred in the population, but in the fact the government still have the good efforts to established the health system even they have many problems inside (likes a limited financial, regulations, human resources such as nurses, medic, and many others). From years to years Indonesia have been growth up in frame work to established the health system the example the infant mortality rate fell from 160 deaths per 1000 live birth in 1960 to 55 in 1995, and 41 in 2000 ( world bank group 2001). But recently Indonesia face on the global situation, likes many dangerous disease are coming into the population such as H5N1 (avian flu), HIV aids, etc. now the government have to change and built many regulations in lot of sections. The government by Health department have to make the regulation to make the good system in services of the community needs. The health profession also have to increase their own contributes to develop the health system in Indonesia. Because stabilization of health in Indonesia will happen if all of l section will gathered and make some collaboration all together.

Created by :

Rana Purnama Lahardi

Sabtu, 15 Maret 2008

AWAL MASUK ASRAMA CILOLOHAN 35

AWAL MASUK ASRAMA POLTEKKES TASIKMALAYA

Cilolohan 35, alamat itulah pertama kali kami tuju ketika kita memutuskan melanjutkan kuliah di kesehatan yang katanya good future…kami waktu itu masuk Program Studi keperawatan Poltekkes Tasikmalaya yang note bene adalah lembaga perkuliahan negeri satu – satunya di priangan timur, yang telah mencetak Perawat Profesional yang handal baik pada saat zamannya SPK atau AKPER DEPKES.

Waktu itu awal bulan September 2003 kami yang berjumlah 40 orang mahasiswa Perawat mulai masuk asrama, ketika itu sebanyak 20 Cama tinggal di Asrama Guruminda yang dulu letaknya dekat gedung Guest House dan deretan laboratorium. Sisanya 20 Cami di Asrama Purbasari Di atas lapangan tenis. Pertama awal masuk dan perpisahan bersama keluarga kami merasa bangga bisa merasakan kuliah di kampus ini dengan fasilitas asrama yang kami rasa cukup enak, meskipun sebagian teman yang lain ada yang merasakan berbeda karena mungkin mereka berpikiran harus berpisah dengan kelurganya dan jauh dari Rumahnya. Nah sore harinya kami merasa keadaan cukup mencekam, kami merasa heran ketika awal kami datang kakak kelas kami menyambut kami sangat dengan hangatnya, namun pas sore hari ketika kami disuruh berkumpul dilapangan dan kami tambah heran ketika mereka mulai membentak – bentak kami!!!apa salah kami?mungkin ini semua adalah bagian dari skenario kakak kakak kelas kami.

Dilapangan volley kami terus saja dibentak, kami dilarang menengadahkan wajah, dan kalo saja ketahuan kita menatap ke atas maka kita akan mendapat punisment serta bentakan yang sangat pedas dari mereka, ketika itu kami satu persatu Cama di cukur rambut sampai rambut kami kurang lebih satu centi meter.nah itu adalah awal penderitaan kami saat masuk “ORDIK” atau mahasiswa lain lazim menyebut dengan kata OSPEK.

Saat malam datang kamipun mulai was – was dan khawatir, saat itu kami disuruh memakai pakaian aksesoris, dimana pakaian yang kami kenakan jauh dari kesan modern dan masa kini, baju kami berwarna orange serta celana panjang hitam dibalik, pakai topi dari karton serta digantungkannya kertas mika untuk tanda tangan untuk tanda berapa kesalahan yang kami buat saat itu. Sekecil apapun kesalahan yang kita buat pasti itu akan berdampak makin sering kita diperhatikan oleh Panitia Ordik.

Hari pertama masuk PPS, kita menyanyikam yel – yel lagunya sakura dari rosa dan evanessence, lagunya sih seru dengan plesetan tapi kami tetap kelihatan tidak fokus dan tampak kelelahan karena semalaman hampir tidak tidur dikerjain kakak tingkat beserta rengrengan alumni tercinta, dimana kita selalu dipanggil ke kamar dan dikerjain seperti disuruh push up 100x, goyang inul yang dulu lagi ngetrend, mijitin alumnilah, disuruh baca puisi yang kocak. Naun yang kami rasakan semakin kita banyak ditindas oleh Panitia tetapi kami merasa persatuan kami makin kuat, kami makin merasakan betapa pentingnya kita berteman, dan mempunyai sahabat dengan satu atau dengan perasaan yang berbeda.

Selama ordik tersebut kita mulai mengetahui dan mengenal karakter teman – teman kita satu angkatan, disanalah kita mulai membina trust dan lain sebagainya. Kami ingat waktu itu yang jadi Lurah adalah Aldi Risnaldi yang akhir2 ini kami panggil dia Ajun. Kami ingat betapa menderitaanya kita kalo saja terpilih jadi Lurah. Nah pada saat itu juga terjadilah hal – hal atau cerita yang kelak sekarang kami jadikan legenda, baik cerita lucu, kocak, senang, sedih, dan lainnya.

Kami teringat ketika seorang dari teman kami yang berjanggut namanya Apip atau kelak kita panggil mang Adul disuruh untuk mencukur janggutnya tapi kata kakak tingkat (kang Doher) “kamu harus dicukur janggutnya tapi tidak ada yang boleh melihat kamu melakukannya”. Nah pada saat itu apip mencukur janggut di bawah ranjang tempat tidur, padahal tidak ada satupun orang yang ada dikamarnya saat itu.

Kami teringat ketika seorang teman kami namanya Firman di suruh push up 100 x oleh kakak tingkat (kang Derus) tapi karena saking ga kuat, firman yang kelak kita panggil Bronx melakukan push up hanya bagian bokongnya saja kaya orang yang lagi coitus karena disuruh oleh kakak tingkat itu tadi.

Nah lain lagi dengan penderitaan yang dialami rana (abou), dia disuruh goyang inul, kemudian gery rahmawan ( Anyun) mengiringi dengan music buatan, dan gery arif ( Abox) dengan bacaan bacaan. Pokonya tiap orang pasti kena jailnya kakak tingkat saat itu. Dan ternyata punishment nya itu tidak lain adalah berasal dari turun temurun. Pokonya ajib ajib……

Akhirnya hari sabtu pun telah datang, kami menyambutnya bagai kami menyambut hari yang sacral buat kami seperti lebaran ataupun pesta pernikahan. Kami di inagurasikan pada malam harinya, dan pada saat itu juga kami diberi kesempatan untuk membalas mengerjain Semua Panitia Ordik, dengan perasaan amburadur, campur senang dan ada perasaan takut karena apabila kita membalas di inagurasi takutnya kakak tingkat kami membalas kami di asrama kelak. Tapi akhirnya kami memberanikan diri untuk menyuruh semua Panitia untuk joget serta melakukan salam ordik.