Selasa, 05 Agustus 2008

my opinion about Poltekkes Tasikmalaya





I think it was a great experiences that we ever had in Poltekkes Tasikmalaya, first time when we entered this campus we felt discomfort but when we already knew a lot of friends there, so this cases made so different that we already felt before!!!!!a lot of story that we already made, specially we made in our Dormitory, it was about Love, Friendship, and how to make the relationship between each others. and for me it was great when i knew about my 39 persons, and i knew about their behaviour, their act, their smlie, sadness, and many others. so it was amazing for my self. and the unforgetable moment its when we were a nurses, we all together graduated from this campus. on the other hand we felt sad, because after these we have to far away from our friends but these the reality.

actually until now we all together still in our relationship as a 40th brothers and sisters, we will not forgoten all of moment that we already made for. so this is our life, we have to survive and still stand in our belieave that sometimes we promise we will meet and stay together again in some moment.

SEMANGAT MAHASISWA KESEHATAN ANGKATAN 2005

Pada awal tahun 2004, banyak sekali rentetan kejadian yang mencoreng dunia kesehatan dan menuntun mahasiswa kesehatan untuk bergerak menyikapi masalah masalah yang telah terjadi. Masalah pertama adalah terjadinya pemukulan yang diduga dilakukan oleh Bupati Tasikmalaya terhadap perawat RSUD Tasikmalaya yang bernama saudara Apip. Yang kedua adalah pelarangan Jilbab di Rumah Sakit Medistra Jakarta terhadap perawat perempuan.

Untuk menyikapi masalah yang pertama hal ini BEM Poltekkes Tasikmalaya menyatakan sikap menentang perilaku premanisme Bupati Tasikmalaya pada waktu itu, serta menuntut lewat pernyataan sikapnya agar supaya Bupati sedia meminta maaf atas perilaku premanisme yang telah dilakukan tersebut. Kemudian hal ini juga menjadi perhatian bagi teman teman kami di Senat FIK UI, Unpad, UMJ, UMY, UGM, Unhas, serta teman teman lainnya yang tergabung dengan Ikatan Lembaga Mahasiswa keperawatan Indonesia dan juga STIk Banjar untuk menyatukan suara untuk menentang perilaku premanisme terhadap tenaga kesehatan di tempat kerja, karena sejatinya perilaku premanisme tidak diperkenankan dimanapun.

Sepanjang tahun 2004, BEM Poltekkes Tasikmalaya menggalang dukungan terhadap pernyataan sikap tersebut dengan cara menyatukan elemen Mahasiswa kesehatan di Tasikmalaya dan Priangan Timur. Dan pada awal tahun 2005 bertempat di Sekretariat BEM Poltekkes Tasikmalaya terbentuklah organ taktis Forum Komunikasi Mahasiswa Kesehatan Tasikmalaya (FKMKT), dengan dimotori oleh Presiden BEM Poltekkes Tasikmalaya, Ketua Hima prodi keperawatan Tasikmalaya, Ketua Hima Stikes BTH, Ketua Senat STIK Muhammadiyah. Pada waktu ini kerja sama antara organisasi intern kampus sangatlah kuat, komunikasi antara ketua di tiap lembaga yang berbeda sangat erat. Hal ini kami lakukan karena pada waktu itu ISMAKES vakum dan tanpa pengurus ataupun tanpa kabar yang jelas.

Pada awal tahun 2005, kunjungan pertama teman teman FIK UI ke Poltekkes Tasikmalaya. Teman teman di Jakarta ternyata sudah membentuk Forum Mahasiswa dengan nama SAKTI (Solidaritas Insan Keperawatan Indonesia), dimana tergabung disini teman teman Mahasiswa dari FIK UI, UMJ, Stikes St carollus, Stikes Binawan, serta beberapa Perguruan Tinggi Lainnya. Hal ini merupakan berita gembira dan pelecut semangat untuk kami, mahasiswa kesehatan yang berada di Tasikmalaya. sama hal nya dengan di Bandung, mahasiswa kesehatan se Bandung juga melakukan hal yang sama yaitu membentuk FORMAKEP Bandung-Cimahi (Cikal bakal Formakep Jawa Barat-Banten).

Meskipun tiap kota mempunyai forum berbeda tetapi satu sama lain meruoakan satu kesamaan dalam misi serta pergerakan. Koordinasi pertama diadakan di sekretariatan BEM Poltekkes Tasikmalaya, dalam forum ini tersusun rencana aksi serta pergerakan untuk menyikapi masalah masalah mengenai dunia kesehatan, dan utamanya adalah untuk menyikapi Masalah Pemukulan terhadap perawat RSUD Tasikmalaya. Aksi pertama berjalan lancar dan hal ini bagi kami bukan lah akhir perjuangan tetapi merupakan awal perjuangan kami menuntut keadilan.

Adapun aksi aksi yang dilakukan BEM Poltekkes Tasikmalaya pada waktu itu diantaranya melakukan audiensi terhadap hakim Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, Audiensi dengan Polresta Tasikmalaya, dan juga melakukan aksi dengan melakukan propaganda di media massa sehingga masalah ini terblow up dan menjadi consent publik saat itu. BEM Poltekkes Tasikmalaya juga melakukan koordinasi terhadap BEM Poltekkes se Indonesia untuk menyikapi masalah ini yaitu pada saat FORKOMPI di Bandung pada bulan Agustus 2005.

Sementara kasus Apip masih dalam proses hukum dan ternyata gugatan perdata dimenangkan oleh Bupati, dan mahasiswa beserta PPNI pusat berusaha mengajukan pengadilan pidana. Namun apadinyana sang Bupati tidak bisa di adili sebe,um ada persetujuan dari Presiden RI. Hal inilah yang menyulitkan pemeriksaan bagi Polisi. Untuk itu kami Presiden BEM, ketua HIMA Prodikep TSK, Perwakilan Formakep bandung, perwakilan Senat FIK UI, dan Ketua ILMKI dari FIK UGM, Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia, mendatangi Istana Negara tepatnya ke Kesekretariatan Negara untuk beraudiensi tentang Masalah ini. Tetapi pengadilan pidanapun belum kunjung digelar, oleh karena itu kami Mahasiswa yang tergabung di FKMKT, Formakep, SAKTI, serta elemen mahasiswa kesehatan lainnya melakukan aksi di Jakarta yaitu di Istana negara, Bundaran HI, Depan kampus UI Salemba untuk menuntut agar kasus ini selesai. Meskipun beberap[a kemudian sang Bupati dinyatakan Bebas dari hukuman karena adanya islah denggan Apip meskipun hakim saat itu menyatakan Bupati bersalah.

Setelah kejadian tersebut kami, Mahasiswa tidah patah arang karena kami yakin pengadilan tertinggi adalah ketika kita bertemu dengan Tuhan yang maha Adil. Setelah kasus pemukulan dinyatakan selesai, dunia kesehatan khususnya keperawatan kembali tercoreng yaitu dengan adanya pelarangan Jilbab di tempat kerja bagi tenaga kesehatan yaitu di RS Medistra Jakarta. Hal ini juga menjadikan wacana tersendiri bagi kami, pada waktu itu kami BEM Poltekkes Tasikmalaya datang ke jakarta untuk mendukung aksi dan bergabung bersama FIK UI, UGM, UMJ dalam Aliansi Mahasiswa Keperawatan Indonesia. Aksi ini diadakan di auditorium FK UI Salemba, dengan membuat forum bebas, yaitu dengan pembicara Prof Achir Yani DNsc, Astri Ivo, dan juga Anggota DPR dari PKS, serta praktisi hukum Indonesia.

Begitu banyaknya memori perjuangan mahasiswa pada waktu itu, yang menurut kami tidak akan pernah lekang oleh waktu, sejatinya kebersamaan yang telah kita bina, akan menjadi kenangan manis buat kita bersama. Sampai saat ini tahun 2008, kami masih menjalin komunikasi antara teman kami yang dulu kuliah di FIK UI, UMJ, UGM, UMY, Unpad, dan lainnya. Kami sebagai generasi yang pernah merasakan menjadi aktivis kampus, yang pernah merasakan hujatan dari lawan kami, yang pernah bersusah payah meneriakkan idealisme kami ditengan teriknya mentari. Kami hanya berharap ada secercah cahaya yang akan meneruskan perjuangan kami yang dahulu pernah kami mulai. Kami mengharapkan kepada pengurus BEM, Senat, dan lainnya untuk tetap menjaga keharmonisan berorganisasi dan menjaga keeratan hubungan serta silaturahmi antara kampus kesehatan baik di daerah maupun nasional. Insyaallah dengan segala yang telah kita lakukan akan bermanfaat bagi kehidupan kita kelak, karena kita ditakdirkan di dunia yaitu sebagai khalifah atau pemimpin. Dengan wadah organisasi setidaknya kita tidak hanya berorientasi untuk memimpin orang lain tetapi seharusnya kita harus bisa memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu, karena lawan akan gentar ketika mereka melihat bahwa diri kita kuat. Untuk itu pesan dari angkatan 2005 kepada teman teman kami dimanapun berada, tetap berjuang dan jangan lupa kita tidak sendiri, kita mempunyai teman diluar dan dengan menjalin hubungan serta kerjasama antara kampus maka wawasan keorganisasian akan semakin luas, dan bahkan wawasan serta wacana lainnya juga akan bertambah.

Kataka putih adalah putih, katakan hitam adalah hitam, tiada kata berhenti untuk berjuang demi tegaknya keadilan. Wassalaaam ILUNI angk 06