Sabtu, 15 Maret 2008

AWAL MASUK ASRAMA CILOLOHAN 35

AWAL MASUK ASRAMA POLTEKKES TASIKMALAYA

Cilolohan 35, alamat itulah pertama kali kami tuju ketika kita memutuskan melanjutkan kuliah di kesehatan yang katanya good future…kami waktu itu masuk Program Studi keperawatan Poltekkes Tasikmalaya yang note bene adalah lembaga perkuliahan negeri satu – satunya di priangan timur, yang telah mencetak Perawat Profesional yang handal baik pada saat zamannya SPK atau AKPER DEPKES.

Waktu itu awal bulan September 2003 kami yang berjumlah 40 orang mahasiswa Perawat mulai masuk asrama, ketika itu sebanyak 20 Cama tinggal di Asrama Guruminda yang dulu letaknya dekat gedung Guest House dan deretan laboratorium. Sisanya 20 Cami di Asrama Purbasari Di atas lapangan tenis. Pertama awal masuk dan perpisahan bersama keluarga kami merasa bangga bisa merasakan kuliah di kampus ini dengan fasilitas asrama yang kami rasa cukup enak, meskipun sebagian teman yang lain ada yang merasakan berbeda karena mungkin mereka berpikiran harus berpisah dengan kelurganya dan jauh dari Rumahnya. Nah sore harinya kami merasa keadaan cukup mencekam, kami merasa heran ketika awal kami datang kakak kelas kami menyambut kami sangat dengan hangatnya, namun pas sore hari ketika kami disuruh berkumpul dilapangan dan kami tambah heran ketika mereka mulai membentak – bentak kami!!!apa salah kami?mungkin ini semua adalah bagian dari skenario kakak kakak kelas kami.

Dilapangan volley kami terus saja dibentak, kami dilarang menengadahkan wajah, dan kalo saja ketahuan kita menatap ke atas maka kita akan mendapat punisment serta bentakan yang sangat pedas dari mereka, ketika itu kami satu persatu Cama di cukur rambut sampai rambut kami kurang lebih satu centi meter.nah itu adalah awal penderitaan kami saat masuk “ORDIK” atau mahasiswa lain lazim menyebut dengan kata OSPEK.

Saat malam datang kamipun mulai was – was dan khawatir, saat itu kami disuruh memakai pakaian aksesoris, dimana pakaian yang kami kenakan jauh dari kesan modern dan masa kini, baju kami berwarna orange serta celana panjang hitam dibalik, pakai topi dari karton serta digantungkannya kertas mika untuk tanda tangan untuk tanda berapa kesalahan yang kami buat saat itu. Sekecil apapun kesalahan yang kita buat pasti itu akan berdampak makin sering kita diperhatikan oleh Panitia Ordik.

Hari pertama masuk PPS, kita menyanyikam yel – yel lagunya sakura dari rosa dan evanessence, lagunya sih seru dengan plesetan tapi kami tetap kelihatan tidak fokus dan tampak kelelahan karena semalaman hampir tidak tidur dikerjain kakak tingkat beserta rengrengan alumni tercinta, dimana kita selalu dipanggil ke kamar dan dikerjain seperti disuruh push up 100x, goyang inul yang dulu lagi ngetrend, mijitin alumnilah, disuruh baca puisi yang kocak. Naun yang kami rasakan semakin kita banyak ditindas oleh Panitia tetapi kami merasa persatuan kami makin kuat, kami makin merasakan betapa pentingnya kita berteman, dan mempunyai sahabat dengan satu atau dengan perasaan yang berbeda.

Selama ordik tersebut kita mulai mengetahui dan mengenal karakter teman – teman kita satu angkatan, disanalah kita mulai membina trust dan lain sebagainya. Kami ingat waktu itu yang jadi Lurah adalah Aldi Risnaldi yang akhir2 ini kami panggil dia Ajun. Kami ingat betapa menderitaanya kita kalo saja terpilih jadi Lurah. Nah pada saat itu juga terjadilah hal – hal atau cerita yang kelak sekarang kami jadikan legenda, baik cerita lucu, kocak, senang, sedih, dan lainnya.

Kami teringat ketika seorang dari teman kami yang berjanggut namanya Apip atau kelak kita panggil mang Adul disuruh untuk mencukur janggutnya tapi kata kakak tingkat (kang Doher) “kamu harus dicukur janggutnya tapi tidak ada yang boleh melihat kamu melakukannya”. Nah pada saat itu apip mencukur janggut di bawah ranjang tempat tidur, padahal tidak ada satupun orang yang ada dikamarnya saat itu.

Kami teringat ketika seorang teman kami namanya Firman di suruh push up 100 x oleh kakak tingkat (kang Derus) tapi karena saking ga kuat, firman yang kelak kita panggil Bronx melakukan push up hanya bagian bokongnya saja kaya orang yang lagi coitus karena disuruh oleh kakak tingkat itu tadi.

Nah lain lagi dengan penderitaan yang dialami rana (abou), dia disuruh goyang inul, kemudian gery rahmawan ( Anyun) mengiringi dengan music buatan, dan gery arif ( Abox) dengan bacaan bacaan. Pokonya tiap orang pasti kena jailnya kakak tingkat saat itu. Dan ternyata punishment nya itu tidak lain adalah berasal dari turun temurun. Pokonya ajib ajib……

Akhirnya hari sabtu pun telah datang, kami menyambutnya bagai kami menyambut hari yang sacral buat kami seperti lebaran ataupun pesta pernikahan. Kami di inagurasikan pada malam harinya, dan pada saat itu juga kami diberi kesempatan untuk membalas mengerjain Semua Panitia Ordik, dengan perasaan amburadur, campur senang dan ada perasaan takut karena apabila kita membalas di inagurasi takutnya kakak tingkat kami membalas kami di asrama kelak. Tapi akhirnya kami memberanikan diri untuk menyuruh semua Panitia untuk joget serta melakukan salam ordik.

Tidak ada komentar: